Sabtu, 27 Desember 2014

Pesantren Walisongo, Masyhur dengan Dakwah Lewat Seni Rebana

Pondok Pesantren Walisongo Sragen, Jawa Tengah merupakan salah satu pesantren termasyhur dengan dakwah melalui seni rebana oleh para ulama dan kiainya. Perkembangan pesantren yang berdiri tahun 1994 ini cukup pesat, yaitu dengan berdirinya Madin (Madrasaha Diniyah) pada tahun 1999, serta lembaga pendidikan lain di berbagai jenjang dalam rentang pembangunan antara tahun 2006 hingga 2008.

Namun dibalik perkembangan pendidikan yang pesat serta di tunjang dengan fasilitas yang belajar yang lengkap tersebut, pesantren Walisongo ternyata memiliki ciri khas kesenian rebana yang mana dari awal berdirinya pesantren sampai saat ini. Grup rebana tersebut selalu memiliki jadwal dakwah yang padat, artinya seni rebana pesantren Walisongo selalu dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi dengan senantiasa berpegang pada ajaran agama, sehingga masyarakat selalu merindukan kehadiran nasihat bijak melalui syair shalawat yang dibawakan rebana walisongo.

Pesantren Walisongo, Masyhur dengan Dakwah Lewat Seni Rebana (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Walisongo, Masyhur dengan Dakwah Lewat Seni Rebana (Sumber Gambar : Nu Online)


Pesantren Walisongo, Masyhur dengan Dakwah Lewat Seni Rebana

Secara individu KH Maruf Islamuddin yang merupakan pengasuh pesantren sekaligus penggagas seni rebana Walisongo, memang senang dengan seni, terutama seni tarik suara. Kiai Maruf memiliki moto Dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah, dan dengan agama hidup jadi terarah, dan moto tersebut juga tertuliskan di studio rekaman Al Muntaha Record milik pesantren Walisongo.

Merujuk dari ciri khas para ulama yang menggunakan seni sebagai media dakwah, Kiai Maruf Islamuddin pun juga menggunakan pedekatan seni. Seni dalam berdakwah merupakan sarana menyebarkan agama Islam yang telah dijelaskan di atas merupakan warisan dari para wali yang telah terbukti telah mengislamkan hampir semua wilayah di Jawa.

Netizen NU

Netizen NU

Latar belakang dakwah dengan seni rebana

Sementara hal yang melatar belakangi dipilihnya rebana sebagai sarana dalam berdakwah, karena jamaah yang dihadapi sangat heterogen dilihat dari segi keimanan, maka Kiai Maruf menggagas bagaimana caranya dakwah itu disampaikan melalui seni dan bisa dikemas sedemikian rupa sehingga bisa diterima oleh masyarakat. Sehingga munculah ide itu berupa dakwah dengan kesenian musik rebana.

Seiring kemajuan teknologi dan pemenuhan kebutuhan dakwah di masyarakat, maka pesantren Walisongo melakukan upaya dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi kesenian rebana ini dengan beberapa cara. Diantaranya yaitu menjaring minat dan bakat santri serta siswa melalui kegiatan ektrakurikuler rabana, reorganisasi pemain rebana, mendirikan studio rekaman agar musik rebana bisa dinikmati orang setiap saat dengan kasetnya, dan mendirikan studio radio Walisongo Sragen agar masyarakat bisa mendengarkan ceramah Kiai Maruf dan rebana tanpa melihat langsung.

Ternyata upaya mempertahankan eksistensi rebana tersebut secara tidak langsung juga bepengaruh terhadap meningkatnya jumlah santri. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap dakwahnya, baik secara langsung maupun dalam kaset VCD yang diperjual belikan, keberadaan pesantren Walisongo turut serta dipromosikan. Dalam setiap penerimaan santri baru, banyak yang mengaku mengetahui pesantren Walisongo dari kaset maupun dari nada dan dakwah yang ditampilkan rebana Walisongo.

Tidak hanya grup seni rebana yang beranggotakan santri dewasa yang disibukan dengan padatnya jadwal, namun grup seni rebana Madrasah Integral Walisongo pun tahun ini meraih juara tingkat kabupaten dan prestasi itu diraih selama empat kali berturut-turut. (Ahmad Rosyidi)

Dari (Pendidikan Islam) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/63525/pesantren-walisongo-masyhur-dengan-dakwah-lewat-seni-rebana

Netizen NU

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Netizen NU sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Netizen NU. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Netizen NU dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock